PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Tahukah anda, bahwa Indonesia itu merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dari dua negari setelah Brazil dan Zaire.Tetapi dibanding dua negara tersebut ,Indonesia memiliki keunikan tersendiri yaitu Indonesia memiliki areal tipe Indo-Malaya yang luas dan juga tipe Oriental,Australia, dan Peralihannya.
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibanding dengan daerah subtropik dan daerah kutub.Indonesia adalah salah satu pusat keragaman hayati terkaya didunia. Di Indonesia terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga dunia). Jumlah spesies mamalia adalah 515 (12% dari jumlah mamalia dunia). Selain itu ada 600 spesies reptilia; 1500 spesies burung dan 270 spesies amfibia. Diperkirakan 6.000 spesies tumbuhan dan hewan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 7.000 spesiers ikan air tawar maupun laut merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia (Shiva, 1994).
Manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia :
1.Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Pangan di Indonesia
2.Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Sandang dan Papan
3.Sumber daya Hayati sebagai Sumber Obat dan Kosmetik
4.Aspek Kultural Sumberdaya Hayati di Indonesia
A.Manfaat pengembangan keanekaragaman hayati
1. Manfaat dari Segi Ekonomi
2. Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
4. Manfaat dalam Ekologi
5. Manfaat dalam Farmasi
6. Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi
7. Manfaat industri
B. Manfaat keanekaragaman hayati untuk masyarakat:
1.Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
2.Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi
3.Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.
C. Nilai Keanekaragaman Hayati
1. Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti:
· sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas)
· pangan (serealia/biji – bijian, umbi – umbian, sayur, buah, telur, daging, susu dan sebagainya)
· papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya)
· udara bersih (pepohonan)
· keanekaragamn hayati yang dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia dikatakan memiliki nilai biologi.
2. Kebutuhan Sekunder, kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya:
· transportasi (kuda, onta, sapi)
· rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan piaraan dan sebagainya)
3. Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan yang diperdagangkan, dikatakan memiliki nilai ekonomi.
4. Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya. Keanekaragaman hayati tersebut memiliki niali budaya.
5. keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai sumber ilmu atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.
D. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk keperluan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit. Contohnya seperti sirih, lengkuas, kumis kucing, dan Pennicillium. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain:
- mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
- mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
- mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
- mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup
- mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
Penyebab punahnya beberapa jenis organisme
Ada beberapa jenis organism yang telah punah dan sebagian yang lain terancam punah.Secara garis besar,ada dua penyebab punah atau terancam punahnya suatu organism,yaitu:
A.Bencana Alam
Tidak sedikit peristiwa alam yang diluar jangkauan kemampuan manusia.Bencana gunung meletus,gempa bumi tektonik,tanah longsor dan lain-lain,hal tersebut adalah beberapa contoh bencana alam.Tumbuhan tidak mungkin menghindarkan diri dari bencana-bencana tersebut.Manusia dan hewan juga yang dapat mengindar juga belum tentu terbebas dari bencana yang kadang datangnya mendadak.Contohnya punahnya sebagian besar hewan purba seperti Dinosaurus akibat hujan meteor,mereka punah karena bencana tersebut hanya sebagian kecil dari mereka yang selamat,seperti Buaya,Komodo dan lain-lain.
Punahnya berbagai jenis mahluk hidup yang disebabkan oleh bencana alam tidak dapat dihilangkan oleh manusia.Maksimal manusia hanya mampu mengurangi dampak buruk dari bencana alam tersebut.
B.Bencana karena perbuatan manusia
Banyak kegiatan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang berlanjut hingga punahnya berbagai jenis mahluk hidup.Berbagai kegiatan tersebut antara lain:
1. Perburuan dan penangkapan yang melebihi batas
Kesukaan berburu dan menangkap binatang liar sudah lama dilakukan oleh berbagai suku bangsa.Jadi,misalkan kita ingin berburu hendaklah kita harus tau bahwa populasi organism yang kita buru itu mendekati kepunahan atau tidak.
2. Pembukaan hutan
Hutan merupakan tempat berkumpul dan berkembang biaknya berbagai spesies mahluk hidup keanekaragaman jenis dan keanekaragaman genetic yang sangat tinggi.Pembukaan tanpa memerhatikan lingkungan hidup itu sangat berpotensi pada kepunahan spesies mahluk hidup didalamnya.
3. Penangkapan ikan secara berlebihan
Banyak cara penangkapan ikan yang dilakukan masyarakat.Diantaranya yang paling merusak keseimbangan lingkungan adalah dengan pukat harimau,racun,bom dsb.Tindakan ini bukan hanya menyebabkan kepunahan ikan-ikan tersebut,tetapi juga dapat menyebabkan kepunahan kepada ekosistem disekitarnya,seperti terumbu karang dsb
4. Erosi nutfah
Varietas unggul berbagai jenis organisme memberikan daya tarik tersendiri kepada manusia.DIsamping produksinya tinggi,ukuran lebih besar,bentuk lebih bagus,warna lebih menarik dibandingkan aslinya.Akibatnya manusia dapat melupakan organism aslinya,hal ini dapat mendesak kehidupan organisme aslinya.
USAHA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Jika sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas eksploitasi sumber daya hayati secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha pelestarian maka dalam waktu yang relatif singkat sumber daya hayati akan punah.Maka dari itu kita harus melestarikannya dengan berbagai cara :
1. Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan, hewan, dan ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi.Perkembangan dan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, berlangsung secara alami. Sesuai dengan fungsinya cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis cagar alam yaitu cagar alam darat dan cagar alam laut. Di Indonesia cagar alam darat antara lain : Cagar Alam Morowali di Sulawesi tengah, Cagar Alam Nusa Kambangandi Jawa Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok Sipirok di Sumatera Utara, Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Sedangkan cagar alam laut antara lain : Cagar Alam Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau Anak Krakatau di Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
2. Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dan untuk kelangsungan hidup satwa dapat dilakuakn pembinaan terhadap habitatnya.
Di Indonesia suaka margasatwadarat antara lain : Suaka Margasatwa Rawa Singkil di NAD (Aceh), Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Sumatera Selatan, Suaka Margasatwa Muara Angke di DKI Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka Margasatwa Lamandau di Kalimantan Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di Sulawesi Tenggara. Sedangkan Suaka Margasatwa laut antara lain : Suaka Margasatwa Kepulauan Panjang di Papua, Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka Margasatwa Foja di Papua.
3. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis taman nasional, yaitu taman nasional darat dan taman nasional laut. Taman nasional darat antara lain ; Taman Nasional Leuser di Sumatera Utara, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur, dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau. Sedangkan taman nasional laut antara lain ; Taman Nasional Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, dan Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara.
4.Konservasi in situ berarti konservasi dari spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam ekosistem alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh ekosistem tersebut. Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara alami, konservasi in situ mungkin termasuk regenerasi buatan bilamana penanaman dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area yang sama bila benih atau materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak.
Secara umum, metode konservasi in situ memiliki 3 ciri:
· Fase pertumbuhan dari spesies target dijaga di dalam ekosistem di mana mereka terdapat secara alami;
· Tataguna lahan dari tapak terbatas pada kegiatan yang tidak memberikan dampak merugikan pada tujuan konservasi habitat;
· Regenerasi target spesies terjadi tanpa manipulasi manusia atau intervensi terbatas pada langkah jangka pendek untuk menghindarkan faktor-faktor yang merugikan sebagai akibat dari tataguna lahan dari lahan yang berdekatan atau dari fragmentasi hutan. Contoh dari manipulasi yang mungkin perlu pada ekosistem yang telah berubah adalah regenerasi buatan menggunakan spesies lokal dan pengendalian gulma secara manual atau pembakaran untuk menekan spesies yang berkompetisi.
Persyaratan kunci untuk konservasi in situ dari spesies jarang (rare species) adalah penaksiran dan perancangan ukuran populasi minimum viable (viable population areas) dari target spesies. Untuk menjamin konservasi diversitas genetik yang besar di dalam spesies, beberapa area konservasi mungkin diperlukan, jumlah yang tepat dan ukurannya akan tergantung kepada distribusi diversitas genetik dari spesies yang dikonservasi. Penjagaan dan berfungsinya ekosistem pada konservasi in situ tergantung kepada pemahaman beberapa interaksi ekologi, terutama hubungan simbiotik di antara tumbuhan atau hewan, penyebaran biji, jamur yang berasosiasi dengan akar dan hewan yang hidup di dalam ekosistem.
5. Konservasi ex situ merupakan metode konservasi yang mengonservasi spesies di luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan manusia. Kebun botani (raya), arboretum, kebun binatang dan aquarium merupakan metode konservasi ex situ konvensional. Fasilitas ini menyediakan bukan hanya tempat terlindung dari spesimen spesies langka tetapi juga memiliki nilai pendidikan. Fasilitas ini memberikan informasi bagi masyarakat mengenai status ancaman pada spesies langka dan faktor-faktor yang menimbulkan ancaman dan membahayakan kehidupan spesies (Irwanto, 2007).
Irwanto (2007) lebih lanjut menjelaskan bentuk yang paling umum untuk konservasi ex situ untuk pohon adalah tegakan hidup. Tegakan seperti ini sering kali bermula dari koleksi sumber benih dan dipelihara untuk pengamatan. Ukuran tegakan mungkin berkisar dari spesimen dalam kebun botani (raya) dan arboretum, sampai dengan beberapa pohon ornamental pada plot-plot kecil, atau plot-plot yang lebih besar untuk pohon. Tegakan hidup yang cukup luas untuk tujuan konservasi misalnya apa yang dinamakan tegakan konservasi. Ini merupakan konservasi yang bersifat evolusinari dan berlawanan dengan konservasi statik dalam arti memiliki tujuan mendukung perubahan genetik sejauh hal ini berkontribusi pada adaptasi yan berkelanjutan. Konservasi evolusinari ini memiliki ciri:
· Pohon-pohon bereproduksi melalui benih dari satu generasi ke generasi berikutnya; gen akan terkonservasi tetapi genotipe tidak, karena rekombinasi gen akan terjadi pada setiap generasi.
· Intervensi manusia bila ada, dirancang untuk memfasilitasi proses genetik yang moderat daripada menghindarkannya.
· Variasi genetik di antara populasi dari lingkungan yang berbeda secara umum dipertahankan.
6.Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui usaha pelestarian
Tebang pilih, yaitu penebangan pohon secara selektif (terpilih) bagi pohon-pohon yang memenuhi persyaratan untuk ditebang, baik dari segi umur, ketersediaan jenisnya, maupun jumlahnya.
· Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan bekas tebangan dengan tumbuhan yang masih muda.
· Perburuan musiman, yaitu pemanfaatan SDA pada musim tertentu, yaitu menghindari berburu pada musim kawin, masa hamil, atau masa beranak.
· Penganekaragaman bahan pangan, yaitu pemanfaatan SDA sebagai bahan pangan secara bervariasi dengan menghindari penggunaan bahan makanan satu jenis saja sehingga tidak menghabiskan jenis tersebut.
7.Pelestarian keanekaragaman hayati melalui usaha perlindungan
Perlindungan alam, dalam usaha menjaga kelestarian alam. Ada 2 cara, yaitu:
a) pelestarian in situ, yaitu pelestarian alam di habitat aslinya. Misalnya taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung.
b) pelestarian ex situ, pelestarian alam bukan di habitat aslinya. Misalnya kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nuftah.
· Macam-macam perlindungan alam
a. perlindungan alam umum,
yaitu secara terbimbing oleh para ahli atau diarahkan (seperti Kebun Raya Bogor dan Taman Nasional), dan secara ketat yang sesuai kehendak alam tanpa adanya campur Tangan manusia kecuali jika diperlukan..
b. perlindungan alam khusus,
yaitu yang ditujukan kepada satu atau beberapa unsure alam tertentu. Contohnya: perlindungan botani, perlindungan zoology, perlindungan geologi, perlindungan alam antropologi, dan perlindungan ikan.
c. Perlindungan satwa langka,
yaitu yang dikenal dengan suaka marga satwa. Cara pelestariannya diantaranya:
1. dibuat undang-undang perburuan serta tindakan hukuman bagi pelanggar.
2. membiarkan hewan-hewan langka yang hamper punah.
3. memindahkan hewan langka yang hamper punah ke habitat yang lebih cocok.